ONEINNEWS.COM - Setidaknya hingga hari kelima invasi Rusia di Ukraina, para pengamat militer mencatat sejumlah pertanyaan besar yang sulit ...
"Ada banyak hal yang membingungkan," kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (3/3/2022).
Padahal, para pakar memperkirakan bahwa Rusia akan mengerahkan kekuatan tempur udaranya secara maksimal begitu perintah operasi militer dideklarasikan.
Nyatanya, Rusia seperti kehilangan kekuatan udaranya.
Sekadar kilas balik, Rusia memulai operasi militernya pada 24 Februari 2022 lalu.
Mereka melancarkan serangan dengan menggunakan rudal jelajah dan balistik hingga menghancurkan radar peringatan dini berbasis darat Ukraina. Rusia juga menghancurkan landasan pacu pesawat, untuk memastikan tidak ada pesawat Ukraina yang mengudara.
Hasilnya, pangkalan Angkatan Udara Ukraina (UkrAF) lumpuh. Serangan juga menghantam beberapa baterai rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak jauh S-300P Ukraina, yang memiliki mobilitas terbatas karena kekurangan suku cadang dalam jangka panjang.
Langkah awal ini mengikuti pola yang terlihat di banyak intervensi pimpinan AS sejak akhir Perang Dingin.
Langkah selanjutnya yang logis dan diantisipasi secara luas, seperti yang terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938, adalah agar Pasukan Angkatan Udara Rusia atau Russian Aerospace Forces (VKS) bisa melakukan operasi serangan skala besar untuk menghancurkan UkrAF.
Dengan kondisi sistem peringatan dini serangan dan sejumlah pangkalan udara yang lumpuh, militer Ukraina berada dalam kondisi rentan oleh serangan pesawat tempur Rusia Su-34 dengan amunisi berpemandu, atau bahkan pesawat tempur Su-30 multiperan.
Jika hadir dalam jumlah yang signifikan, pesawat tempur Su-35 dan Su-30 saja bisa membuat pesawat tempur Ukraina kewalahan. Bahkan jika mereka berhasil lepas landas untuk serangan mendadak yang dilakukan pada ketinggian yang sangat rendah dengan kesadaran situasional yang terbatas. Namun semua skenario ini tidak terjadi.
Sebaliknya, Rusia menyiagakan 300 pesawat tempur modern yang ditempatkan dalam jangkauan yang mudah dari zona kontak utama di utara, timur dan selatan Ukraina. Ratusan pesawat ini dibiarkan tetap berada di darat selama empat hari sepanjang pertempuran.
Dengan begitu, memungkinkan Ukraina untuk terus menerbangkan serangan udara tingkat rendah defensif counter-air (DCA) dan serangan darat, dan ini tampaknya memiliki beberapa keberhasilan dalam mencegat helikopter serang Rusia.
Analisa Pakar Militer
Ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kurangnya kemampuan udara. Terlepas dari keunggulan besar mereka dalam jumlah pesawat, kemampuan peralatan, dan pendukung seperti AWACS dibandingkan dengan UkrAF.
Pertama, amunisi berpemandu presisi (PGM) yang dikirim melalui udara yang tersedia untuk sebagian besar unit tempur VKS jumlahnya terbatas.
Selama operasi tempur di Suriah, hanya armada Su-34 yang secara teratur menggunakan PGM, dan bahkan pesawat serang spesialis ini secara teratur menggunakan serangan bom dan roket yang tidak terarah.
Ini memperkuat teori yang diterima secara luas bahwa persediaan PGM yang dikirim melalui udara Rusia sangat terbatas.
Operasi tempur selama bertahun-tahun di Suriah diperkirakan telah menguras persediaan itu, dan mungkin berarti bahwa sebagian besar dari 300 pesawat tempur fixed wing VKS yang berkumpul di sekitar Ukraina hanya memiliki bom dan roket yang tidak terarah untuk digunakan dalam serangan darat.
Ini, dikombinasikan dengan kurangnya pod penargetan untuk melihat dan mengidentifikasi target medan perang dari jarak yang aman, berarti kapasitas pilot VKS untuk memberikan dukungan udara jarak dekat untuk pasukan mereka terbatas.
Akibatnya, VKS mungkin enggan untuk melakukan sebagian besar kekuatan serangan potensial mereka terhadap pasukan Ukraina sebelum persetujuan politik diberikan untuk menggunakan amunisi tak terarah untuk membombardir daerah perkotaan yang dikuasai Ukraina.
Kurangnya PGM, bagaimana pun, bukanlah penjelasan yang cukup untuk keseluruhan kurangnya aktivitas VKS.
Avionik yang relatif modern di sebagian besar platform serangan mereka berarti bahwa bahkan bom dan roket yang tidak terarah seharusnya masih cukup untuk menimbulkan kerusakan besar pada pesawat Ukraina di pangkalan udara mereka.
VKS juga memiliki sekitar 80 superioritas udara Su-35S yang modern dan mampu serta 110 pesawat tempur multirole Su-30SM, yang dapat melakukan sweeping OCA dan DCA. Ketidakmampuan untuk membangun superioritas udara, oleh karena itu, tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh kurangnya PGM.
Penjelasan potensial lainnya adalah bahwa VKS tidak yakin dengan kapasitas mereka untuk secara aman mendekonflikasikan serangan mendadak skala besar dengan aktivitas SAM berbasis darat Rusia yang dioperasikan oleh Angkatan Darat.
Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah jam terbang yang relatif rendah yang diterima pilot VKS setiap tahun dibandingkan dengan sebagian besar rekan Barat mereka.
Sementara angka akurat di setiap unit sulit ditemukan, pernyataan resmi Rusia secara berkala menunjukkan rata-rata 100-120 jam per tahun di seluruh VKS secara keseluruhan.
Jam terbang unit tempur cenderung lebih rendah daripada unit transportasi atau helikopter, jadi angka sebenarnya mungkin sedikit di bawah 100.
Pilot pesawat tempur RAF dan Angkatan Udara AS sering mengeluh bahwa mereka berjuang untuk mempertahankan kesiapan tempur multiperan dengan sekitar 180–240 jam terbang.
Oleh karena itu, mungkin meskipun program modernisasi mengesankan yang telah melihat akuisisi sekitar 350 pesawat tempur modern baru selama dekade terakhir, pilot VKS akan berjuang untuk secara efektif menggunakan banyak kemampuan teoritis pesawat mereka di lingkungan udara yang kompleks.
Jika ini masalahnya, maka kepemimpinan VKS mungkin ragu-ragu untuk berkomitmen pada operasi tempur skala besar yang akan menunjukkan kesenjangan antara persepsi eksternal dan realitas kemampuan mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa invasi ini baru berlangsung selama kurang dari seminggu. Bisa jadi, Rusia masih menyimpan kekuatan udaranya. Apalagi mengingat fakta bahwa armada tempur VKS tetap menjadi kekuatan yang berpotensi sangat merusak, dan yang dapat dilepaskan terhadap target udara dan darat dalam waktu singkat. (*/Reuters/RUSI
S: Tribunnews
